Selasa, 30 Maret 2010

Kantong Kegembiraan

Bagi seorang muslim, disetiap situasi yang paling sulit, harus selalu ada celah untuk bergembira. Begitulah islam mengajarkan kepada kita. Celah itu bahkan harus selalu kita adakan. Semacam kantong-kantong pertahanan yang harus kita sisakan. Kita mengerti bahwa hidup tak sekedar persaingan. Tapi juga kerja keras dan pergulatan melawan alam yang rengus. Kadang ia seperti menghabisi jerih payah kita, menguras kesabaran kita dan melumat sisa-sisa tenaga kita. Setiap hari yang baru mungkin serasa akhir segala harapan. Tapi itu semua tidak boleh memberenggus kantong kegembiraaan kita. Kantong itu harus tetap ada, terjaga. Meski kala tertentu, dipuncak keguncangan kita, suatu hari, dulu atau nanti, dalam perjalanan hidup yang melelahkan ini, mungkin kantong2 itu tercabik-cabik. Tapi isi kantong itu tak boleh habis. Kegembiraan tak boleh binasa. Seorang muslim harus mengerti bagaimana seni menyemangati diri. Dengan mengambil bagiannya yang mesti untuk kantong kegembiraannya.

Seperti riak-riak kecilnya yang gemercik, seperti itulah kantong kegembiraan itu kita perlukan. Ketika hidup memantulkan resonansi pahitnya, kantong kegembiraan itu harus tetap ada, disana. Bisa jadi dinding-dinding sungai itu cadas. Tapi justru pada benturannya ada nyanyian itu. Tapi toh air kehidupan itupun laju, berlalu dan akan sampai ke muara tujuan. Bagi seorang muslim, kegembiraan tak sekedar basa-basi. Tapi juga bobot bagi sebuah kebaikan yang berlalu lalang di koridor perilaku yang nampak biasa. Di agama ini, Islam yang agung ini selalu ada pemuliaan hal-hal yang terlihat sederhana . bukankah Rosulullah menyebut, bahwa bermuka berseri-seri dan enak di tatap oleh saudara seiman itu sebuah kebajikan?

So, Keep Smile


Met Berkarya.. semoga hari ini berlalu dengan kebahagiaan. Amien


Tidak ada komentar:

Posting Komentar