Selasa, 30 Maret 2010

Hari Kematian

Semua perlambang hidup yang bergerak atau diam, sesungguhnya selalu melambaikan perpisahan, mengalunkan lagu perpisahan. Setiap detik dan setiap waktu. Hari yang selalu baru, sinar matahari yang selalu bergeser dari hangat pagi ke panas di siang hari. Dari panas kehangat di sore hari. Bayi-bayi yang lahir di seluruh penjuru bumi ini, menangis dalam ketidakmengertian mereka. Juga para lelaki dan wanita dewasa yang bekerja keras setiap hari, menuju langkah-langkah akhir ketidakberdayaan melawan kematian. Sebagian yang lain menghitung hari, dalam sakit berkepanjangan. Semua lakon itu hanyalah para pengiring perpisahan abadi: kita yang meninggalkan perlambang itu, atau perlambang itu yang harus meninggalkan kita? Karenanya, dalam ketidaktahuan yang permanent, segala kesempatan baru harus kita maknai sebagai kesempatan terakhir. Seperti perkataan Rosulullah . “Shalatlah seperti shalat perpisahan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar